REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemerintah Suriah tak menunjukkan tanda-tanda mengurangi serangan terhadap penduduk sipil, sebaliknya serangan terus menerus dilakukan. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengecam keras tindakan tersebut.
Ia pun menuntut pemerintah Suriah menjaga janjinya untuk menghentikan semua operasi militer. Ban menilai, pembunuhan yang menewaskan sedikitnya 27 orang, sama saja dengan pelanggaran terhadap Dewan Keamanan PBB yang menuntut adanya gencatan senjata.
“10 April nanti adalah waktu untuk memenuhi pelaksanaan Pemerintah dari (gencatan senjata dan penarikan pasukan) yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB. Tapi bukan berarti selama menuju waktu tersebut bisa dijadikan alasan membunuh,” ujarnya.
Menurut dia, Pemerintah Suriah bertanggung jawab penuh atas pelanggaran berat hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional yang terjadi. “Ini harus berhenti,” kata Ban Ki-moon.
Sementara itu, lawan Assad, yakni pemimpin FSA, Riad al-Asaad, menuduh militer Suriah sengaja menggunakan waktu menjelang gencatan senjata untuk mengintensifkan serangan. Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya 27 tentara Suriah, pemberontak dan warga sipil tewas dalam kekerasan yang terjadi pada Jumat (6/4).