REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penembakan pesawat Trigana Air di Papua, Ahad (8/4), menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksda Iskandar Sitompul dilakukan oleh kelompok sparatis bersenjata.
Menurut dia, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah hal tersebut dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pasalnya, penilaian tersebut masih membutuhkan waktu untuk dilakukan penyelidikan.
"Penembakan itu ulah kelompok sparatis bersenjata," ujarnya dalam sambungan telepon, Ahad (8/4).
Kelompok tersebut, diakui Iskandar masih terdapat di Wilayah Papua. Tujuan serangan itu, kata dia, untuk memperkeruh suasana yang sudah berangsur-angsur membaik.
Karena itu, Iskandar mengimbau agar masyarakat tidak ikut terpancing. Masyarakat, diingatkannya untuk bersikap tenang dan tidak menuding salah satu pihak, seperti OPM, adalah kelompok pelaku.
Pasalnya, suasana yang terjadi di Papua sekarang ini sudah jauh lebih stabil ketimbang sebelum-belumnya. "Masyarakat jangan terpancing dan membuat suasana menjadi keruh," imbuhnya.
Demi menjaga situasi tetap kondusif, kata Iskandar, pihaknya mengaku akan mengambil sejumlah langkah. Yakni seperti bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari siapa pelaku yang bertanggung jawab dan mengantisipasi kejadian serupa tidak kembali terulang.
Selain itu, pihaknya juga mengaku akan tetap mensosialisasikan kepada masyarakat agar tetap bersikap tenang dan tidak terpancing. "Tunggu aparat yang menyelesaikan saja," ujarnya.