REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan memantau langsung pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Aceh yang berlangsung Senin (8/4). Ketua Komnas HAM, Ifdhal Kasim, menjelaskan, empat tim akan diturunkan ke sepuluh daerah yang belakangan rentan dengan teror penembakan.
"Kita melakukan pemantauan terhadap Pilkada Aceh. Kami konsentrasi soal penggunaan hak pilih warga di provinsi Nangroe Aceh Darussalam,"ungkap Ifdhal saat dihubungi, Ahad (7/4).
Untuk tim pertama, akan memantau Banda Aceh, Kota Banda Aceh, dan Aceh Besar. Tim kedua, akan diterjunkan ke Aceh Barat dan Aceh Jaya. Tim Ketiga untuk ke Beuner Meuriah, Kabupaten Aceh Tengah, Takengon, sedangkan tim terakhir akan memantau di Aceh Utara, Lhoksemawue, Bierun, Pidie, dan Sigie.
Menurutnya, daerah-daerah tersebut dipilih karena dua alasan. Pertama, daerah yang dalam proses pilkada mendapat serangan-serangan bersenjata seperti Lhoksemawue, Pidie, dan Banda Aceh. Sedangkan alasan berikutnya, ungkap Ifdhal, karena daerah tersebut jauh dari perkotaan seperti Beuner Meuriah dan Takengon. "Daerah itu berada di perbukitan sehingga kemungkinan akses terkendala,"ujar Ifdhal.
Ifdhal menjelaskan tim tersebut akan melihat seberapa besar aksesbilitas warga Aceh terhadap hak mereka memberikan suara dalam pemilu besok. Pasalnya, tutur Ifdhal, banyak teror yang didapatkan oleh warga karena gesekan politik menjelang Pilkada. "Ada banyak sekali kejaidan yang menunjukkan adanya bentuk-bentuk ancaman seperti menakuti pihak lawan, intimidasi dan kekerasan,"ungkapnya.
Selain itu, ujar Ifdhal, keberadaan tim untuk memastikan aksesbilitas warga difabel dan penghuni rutan dalam pilkada tersebut. Menurutnya, kelompok-kelompok tersebut berpeluang untuk mendapatkan kesulitan dalam memberikan haknya. Sehingga, tutur Ifdhal, petugas-petugas TPS harus proaktif memandu kelompok ini untuk bisa menyalurkan suaranya.