REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, Ahad (8/4), bertemu dengan pemberontak etnik Karen. Hal itu dilakukan di awal kegiatan politiknya sejak terpilih menjadi anggota parlemen, pekan lalu. Suu Kyi meraih kursi di parlemen dalam pemilu sela 1 April 2012.
Pihaknya berembuk selama sekitar dua jam dengan delegasi Persatuan Nasional Karen (KNU) di Yangon. Pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu menjadi peristiwa penting yang akan membantu mempercepat rekonsiliasi nasional.
"Karena tujuan NLD adalah memiliki persatuan demokrasi yang sejati, kami yakin semua etnik harus dilibatkan dalam proses ini," jelas Suu Kyi, seperti dilansir AFP. Perundingan dilakukan sehari setelah delegasi-delegasi KNU bertemu dengan Presiden Thein Sei di ibu kota Naypyidaw untuk pertama kalinya.
Myanmar menganggap kelompok Karen sebagai satu organisasi ilegal. Pemimpin Karen saat ini bermarkas di Thailand. Sayap militernya telah melakukan pemberontakan paling lama di Myanmar, menyerang pemerintah sejak tahun 1949 di hutan timur dekat perbatasan Thailand.
KNU menandatangani satu perjanjian dengan pemerintah baru Januari tahun ini. KNU berusaha untuk meningkatkan harapan bagi dihentikan secara tetap salah satu konflik sipil terlama di dunia.