REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ratusan warga di RW 6 Kampung Bojong Sempu, Desa Cilebut Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang mengalami keracunan makanan hajatan dan sempat dirawat di rumah sakit, sudah berangsur pulih dan pulang ke rumah masing-masing.
"Sebagian besar warga kondisinya sudah mulai pulih sejak malam tadi, hampir semua warga sudah bisa pulang ke rumah masing-masing," kata Kepala Kepolisian Sukaraja Kompol Ipik Kusmana, Senin.
Ipik menyebutkan peristiwa keracunan makanan terjadi Ahad (8/4) siang. Tercatat sebanyak 220 orang warga yang berasal dari empat RT di RW 6 mengalami mual-mual dan dehidrasi pasca menyantap hidangan hajatan yang diselenggarakan salah satu warga setempat.
Kebanyakan korban keracunan terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak yang menghadiri acara hajatan pernikahan putri dari Ibu Murtamah bersamaan dengan acara Maulid Nabi.
"Warga mengalami mual dan muntah-muntah, mereka kebanyakan ibu-ibu dan anak-anak. Sebagian besar warga dirawat di Mesjid Al Barokah, sedangkan yang kondisinya cukup parah dirujuk di RSUD Cibinong," katanya.
Tim kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan tenaga kesehatan puskesmas setempat langsung turun memberikan perawatan medis kepada warga yang mengalami keracunan.
Dari 220 warga yang keracunan, dua bocah yang dikabarkan kritis akibat keracunan yakni Lubis (15) dan Sahid (10). Kompol Ipik mengatakan, mereka masih menjalani perawatan di RS Umum Daerah Cibinong. Sementara sebagian lagi sudah diperbolehkan pulang.
"Saya belum monitor, tapi dilihat dari kondisinya mungkin masih dalam perawatan di rumah sakit," katanya. Ipik menjelaskan, warga diketahui keracunan setelah salah satu warga yang pulang dari hajatan mengalami mual dan muntah-muntah.
Satu persatu korban berjatuhan dengan keluhan yang sama, yakni nafas sesak, muntaber, dan dehidrasi.
"Menurut salah seorang warga, mereka merasakan mual setelah makan telor yang ada di hidangan. Mereka bilang telornya rasanya tidak enak dan beraroma busuk. Setelah itu warga mulai merasakan mual," katanya.
Ipik menambahkan sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab keracunan warga. Namun pihaknya tidak bisa menemukan barang bukti yang diduga berasal dari telor tersebut, karena telor tersebut sudah habis disantap.
"Kalau memang keracunan berasal dari telor itu kita sulit membuktikannya karena telor itu juga sudah habis. Yang ada sisa muntahan. Sementara pihak penyelenggara hajatan sendiri juga ikut jadi korban," katanya.