REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan aksi penembakan pesawat Twin Otter milik Trigana Air oleh sekelompok orang pada Ahad (8/4) merupakan aksi teror terhadap upaya pembangunan di Papua. "Tindakan kejahatan seperti itu harus dihentikan," kata Djoko di sela-sela peringatan HUT TNI AU Ke-66 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (9/4).
Untuk menjangkau wilayah pedalaman di Papua, kata Menko Polhukam, hanya bisa dilakukan melalui jalur udara dan perusahaan penerbangan Trigana Air sendiri merupakan pesawat komersial yang sudah lama beroperasi di wilayah pedalaman Papua. "Sejauh ini pesawat tersebut belum pernah mengalami gangguan. Trigana itu sejak saya dinas tahun 90-an di Papua sudah beroperasi disana dan tidak pernah ada gangguan. Pesawat itu untuk distribusi logistik bahan makanan dan bahan bakar," ujar Djoko.
Mantan Panglima TNI ini menegaskan, aksi kelompok bersenjata ini harus diusut dan segera ditangkap para pelakunya.
"Karena kelompok ini bersenjata lengkap, maka personil aparat keamanan baik Polri maupun TNI juga harus dilengkapi persenjataan lengkap. Kalau ada insiden tembak menembak ya jangan lalu serta merta menyalahkan aparat kepolisian dan aparat keamanan. Tapi kejahatan seperti ini tidak boleh terjadi," paparnya.
Ia juga belum bisa memastikan identitas kelompok yang menembak pesawat Twin Otter yang telah menewaskan satu orang dan beberapa orang luka-luka. "Saya tidak perduli apakah OPM atau kelompok bersenjata. Yang jelas mereka melakukan kejahatan terhadap masyarakat Papua sendiri dan menghambat pembangunan di pedalaman papua," kata Djoko.
Pesawat Twin Otter milik Trigana Air dengan kode lambung PK-YRF itu ditembak sesaat hendak mendarat di Bandara Mulia, Ahad pagi. Pilot Bebi Astek terkena tembakan di bagian kaki dan co pilot Willy terkena serpihan peluru di jarinya sehingga tidak dapat mengendalikan pesawat sehingga pesawat menabrak gudang di lapangan terbang.
Satu orang tewas tertembak di bagian leher bernama Leiron Kogoya (35), wartawan Papua Pos Nabire, Group Pasific Post.
Beberapa penumpang lainnya luka-luka dan kini sedang mendapatkan perawatan. Tembakan dari kelompok bersenjata itu mengakibatkan bagian pesawat berlubang-lubang.