REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Memiliki berat 'berlebih' tidak membuat pesumo asal Mesir, Ahmed Abdelrahman Shaalan, kesulitan untuk melaksanakan shalat. Sebaliknya, pemilik julukan 'Badai Pasir' ini tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu kendati agenda latihan yang terbilang padat.
Tak hanya itu, Ahmed tidak pula mengkonsumsi babi dan sake, minuman beralkohol khas Jepang, layaknya seorang pesumo lainnya. Ia pegang teguh keyakinan agamanya untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dilarang.
Berat, tentu saja. Dengan latar belakang keyakinan yang jauh berbeda dengan pesumo lain, Ahmed tentu berada dalam satu lingkungan yang memaksanya bekerja keras menjaga keyakinannya agar tidak ternoda budaya dan tradisi dalam profesi yang ia geluti.
"Alhamdulillah, saya tidak terpengaruh. Bahkan saya bekerja keras untuk tetap menjalankan ibadah puasa meski kebanyakan turnamen sumo berlangsung sore hari," paparnya seperti dikutip alarabiya.net, Senin (9/4).
Ia percaya kemantapan iman dapat menjadi modal kuat guna menghadapi setiap jenis tantangan. Sarjana Akutansi ini pun bersyukur yang Maha Kuasa selalu melindunginya dari setiap godaan yang datang. "Saya yakin dapat mengatasi setiap tantangan," ujarnya.
Ahmed yang berasal dari Giza, memiliki ambisi besar untuk mewakili Muslim. Ia tanamkan dalam diri untuk tidak mengorbankan apapun, terutama keyakinannya untuk mewujudkan ambisi itu. "Saya khawatir, ambisi saya ini menjadi bumerang. Tapi Insya Allah tidak masalah," ucapnya.
Tanpa Babi
Kekuatan pesumo terletak dari kekuatan fisik yang prima. Kondisi itu jelas membutuhkan asupan makanan dengan gizi yang lengkap. Rebusan daging, sayuran dan ikan atau yang dikenal sebagai Chankonabe merupakan menu wajib para pesumo.
Pelatih Ahmed, Otake mengatakan setiap pesumo harus mendapatkan asupan gizi yang berasal dari daging babi dan ayam dalam menu sehari-hari. Khusus Ahmed, ada sedikit pengecualian. Menu berbahan dasar babi digantikan dengan yang lain. "Saya sebenarnya ingin dia dapat terbiasa dengan tradisi di luar Sumo," ungkapnya.
Otake pun melontarkan pujian kepada anak asuhnya itu. Menurut dia, semangat Ahmed begitu luar biasa. Namun, ia mengharapkan agar Ahmed tidak terlalu bernafsu mengejar ambisinya. "Jangan sampai ambisinya itu membuat rasa rendah hati dalam dirinya hilang. Itu yang penting," kata Otake.
Prestasi Ahmed boleh dibilang moncer untuk sekelas pendatang baru. Dalam turnamen 2008 silam, ia berhasil menyabet medali perunggu di kelas terbuka. Dua tahun berikutnya, ia berhasil memenangkan medali perunggu untuk kelas 100 kg.