REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dari tahun ke tahun lahan produktif di Kota Yogyakarta terus berkurang. Bahkan berdasarkan data Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta rata-rata penyusutan lahan pertanian di Kota Yogyakarta mencapai satu hektar setiap tahunnya.
Menurut petugas Data Statistik Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Martinus Suyadi, penyusutan lahan pertanian ini terjadi karena adanya alih fungsi lahan. Alih fungsi lahan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan akan permukiman, perkantoran serta bangunan usaha.
"Pada awal 2011 itu masih ada 85 hektar lahan pertanian di Yogyakarta. Namun kemudian menyusut menjadi 83 hektar saja.Kalau di skala tiap tahun, rata-rata penyusutannya 1 hektar setiap tahunnya," terangnya, Selasa (10/4).
Lahan pertanian produktif tersebut juga hanya tersebar di 5 kecamatan dari 14 kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta. Yaitu di Kecamatan Umbulharjo seluas 50 hektar, Mantrijeron seluas 2 hektar, Mergangsan seluas 5 hektar, Tegalrejo seluas 15 hektar dan Kotagede seluas 11 hektar.
"Dari 1 hektar itu, penyusutan yang paling tinggi berada di Kecamatan Umbulharjo karena untuk permukiman dan perkantoran," tambahnya.
Dengan penyempitan lahan tersebut, lanjut Suyadi, maka target produksi beras juga akan mengalami penurunan. Tahun ini, produksi beras hanya ditarget sebanyak 1.202 ton, padahal tahun lalu hasil produksi mencapai 1.304 ton. Produksi beras tersebut hanya mampu memenuhi 10 persen dari kebutuhan masyarakat. "Untungnya Yogya ini berada di tengah-tengah kabupaten lain. Sehingga menjadi pusat pemasaran hasil produk tani dari daerah tetangga. Selama ini Yogya memang bukan penghasil beras karena wilayahnya perkotaan," jelasnya.