REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW - Perusahan senjata serbu legendaris Rusia Kalashnikov, JSC Izhmash dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Arbitrasi Republik Udmurtia, Federasi Rusia. Administrasi Kepailitan memustuskan kebangkrutan ini pada Jumat, 7 April lalu.
Pengadilan Arbitrasi memberikan kesempatan perusahaan untuk mengamankan aset dan properti milik perusahaan sebelum dinyatakan bankrut. Direktur Jenderal JSC Izhmash, Maksim Kuzyuk mengatakan, semua proses kepailitan akan ditangguhkan dalam prosedur yang ada.
"Rekening perusahaan akan dicabut. Dan perusahaan akan merumahkan karyawan serta melaksanakan kewajiban lain, membayar pajak, kontrak dan gaji," ujar Kuzyuk yang dilansir dari Pravda.ru, Selasa (10/4).
Pada 2011, JSC Izhmash dan Rusia Technologies, perusahaan senjata milik Rusia mengembangkan konsep untuk restrukturisasi. Sebuah perusahaan baru pun muncul bernama Scientific and Industrial Association Izhmash (NPO Izhmash).
Perusahaan ini adalah cabang dari Russian Technologies, dengan kewajiban mengambil alih semua kontrak dan personil lama harus didaftarkan kembali ke perusahaan baru. Kegiatan industrialisasi akan dimulai NPO Izhmash sebelum akhir kuartal pertama 2012.
Kantor berita Rusia mengatakan pada Januari lalu, Kementerian Pertahanan Rusia sudah tidak melakukan pesanan senjata ke JSC Izhmash untuk keperluan militer 2012. Kantor berita ini juga mengatakan bahwa senapan serbu terbaru AK-12 tak lebih dari senjata untuk gertak sambal.
Namun, para pejabat Izhmash mengatakan bahwa AK-12 dirancang untuk tujuan ekspor, dalam rangka memenuhi kebutuhan senjata ringan. "Mengembangkan perusahaan baru untuk senjata otomatis merupakan prioritas Izhmash untuk mengambil pangsa pasar dunia," jelas Maksim Kuzyuk yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal NPO Izhmash.