REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor senior Slamet Rahardjo mengaku belajar bagaimana cara berkomitmen dengan baik dari seorang Misbach Yusa Biran. Di matanya, almarhum Misbach merupakan pribadi yang selalu memegang teguh komitmennya.
"Ada yang bantu atau tidak, sosok Misbach terus menjalankan komitmennya," ucapnya ketika dihubungi Republika, Rabu (11/4).
Terbukti, kata Slamet, pada saat pendirian Sinematek, Misbach tak gentar atas idenya tersebutnya. "Kalau beliau punya ide, sendirian pun akan beliau lakoni," ujarnya.
Pria yang telah mengantongi beberapa Piala Citra dalam kategori aktor utama dan sutradara film ini menyebut, dalam hal pendirian Sinematek, Misbach selalu yakin bahwa perfilman Indonesia harus memiliki sebuah pustaka. Hal inilah yang membuat Misbach tetap optimis untuk mendirikannya. "Sinematek itu benar-benar "anak kandung" beliau," kata pria kelahiran Serang, 21 Januari 1949 ini.
Slamet sendiri telah mengenal Misbach sejak awal dirinya terjun ke dunia film. Mereka semakin dekat ketika sama-sama mengajar di Institut Kesenian Jakarta. Slamet mengajar ilmu penyutradaraan, sementara Misbach mengajarkan ilmu penulisan skenario.
Wafatnya suami Nani Widjaya ini merupakan kehilangan bagi dunia perfilman Indonesia. Meski begitu, di mata Slamet, Misbach pergi dengan meninggalkan sesuatu yang berharga, khusunya bagi dunia perfilman Indonesia.