Rabu 11 Apr 2012 14:26 WIB

Dawood Al-Brittani: Kisah Gugurnya Mualaf Inggris dalam Perang Bosnia (Bag 2-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Heri Ruslan
Dawood Al-Brittani
Foto: blogspot
Dawood Al-Brittani

REPUBLIKA.CO.ID,  Malam sebelum Dawood gugur di medan pertempuran, ia sempat bermimpi. Dalam mimpi tersebut, ia berjalan di antara dua sisi istana yang sangat besar dan megah.

Ia sempat bertanya " Siapakah pemilik Istana yang megah ini ?"

"Inilah milik salah seorang syuhada" begitulah jawaban dari mimpinya itu.

Dawood bertanya lagi, "Dimanakah istana milik Abu Ibrahim?" Abu Ibrahim adalah salah seorang teman dekat Dawood yang berkebangsaan Turki. Mereka dahulu bersama-sama datang dari Inggris. Abu Ibrahim ditembak mati oleh PBB Prancis didekat Bandara Sarajevo.

Suara dalam mimpi Dawood tersebut menjawab " Istana Abu Ibrahim ada di sana".

Dalam mimpi itu Dawood berlari menuju rumah teman dekatnya Abu Ibrahim. Dalam berlari itu ia terjatuh hingga ia bangun dari tidurnya kemudian menceritakan mimpinya.

Komandannya Abul Haristh sudah menduga bahwa Dawood mungkin akan gugur di medan pertempuran berikutnya setelah mendengar cerita mimpi Dawood. Mungkin saja ia akan segera menyusul sahabatnya Abu Ibrahim, karena ia ceritakan dalam mimpinya bahwa ia berlari menuju Istana Abu Ibrahim.

Keesokan harinya Dawood terlibat dalam sebuah operasi militer melawan Pasukan Kroasia. Dawood tertembak tepat di jantungnya dan tewas seketika. Ia berguling ke bawah bunker Kroasia yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa diambil.

Setelah tiga bulan berikutnya, barulah jasad Dawood ditemukan oleh Pasukan Mujahidin. Diceritakan oleh Komandannya Abul Haritsh bahwa jasad Dawood saat ditemukan sudah berbau kesturi. Jasad tersebut ditemukan seperti posisi Dawood tertidur yaitu meringkuk menghadap ke kanan. Subhanallah...

sumber : muslimconverts.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement