Rabu 11 Apr 2012 15:39 WIB

Insentif Kilang Balongan terus Dibahas

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Hazliansyah
Kilang minyak, ilustrasi
Foto: AP
Kilang minyak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan kilang baru Balongan di Indramayu, Jawa Barat, masih membicarakan persoalan insentif. Hingga saat ini, pemerintah masih terus menggodok sejumlah insentif yang diminta rekanan Pertamina yakni Kuwait Petroleum International Company (KPIC).

“Insentif yang mereka minta banyak,” kata Direktur Jenderal Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Legowo, Rabu (11/4). Ia menuturkan pihaknya masih terus berupaya untuk memenuhi permintaan ini, meski belum semuanya bisa direalisasikan.

“Yang sudah bisa diberi itu baru tiga, salah satunya terkait pajak,” jelasnya lagi. Ia menuturkan hal ini juga sudah dibicarakan dengan Kementrian Keuangan (Kemenkeu). “Minggu ini Pertamina akan bicara lagi dengan Kuwait,” katanya lagi. Ia berharap pembicaraan itu bisa menghasilkan kesepahaman baru terkait banyaknya insentif yang diminta rekan Pertamina ini.

Sebagaimana diketahui, KPIC meminta RI memberi insentif pajak penghasilan. Bukan hanya itu  mereka menginginkan insentif lain yakni pembebasan bea masuk untuk peralatan, teknologi, katalis, dan bahan-bahan kimia untuk pengembangan kilang.

Sebelumnya, KPIC menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi di kilang baru Balongan dengan nilai investasi 9 miliar dolar AS. Pertamina dan KPIC pun sudah menandatangani kesepakatan untuk melakukan studi kelayakan yang berkapasitas 200-300 ribu barel per hari.

Kilang baru Balongan diharapkan segera beroperasi paling lambat 2016 nanti. Evita menuturkan setidaknya membutuhkan waktu tiga sampai empat tahun unyuk menyelesaikan proyek ini.

Dengan adanya kilang baru maka Indonesia bisa mengurangi impor bahan bakar. Saat ini negara ini memiliki enam kilang pengolahan minyak mentah yang dikelola Pertamina dengan kapasitas 40,6 juta kiloliter per tahun. Keenam kilang tersebut berada di Dumai, Riau dengan 170 ribu barel per hari. Lalu Plaju, Sumsel 118 ribu barel per hari  dan Cilacap, Jateng dengan 348 ribu barel per hari.

Ada pula Balikpapan, Kaltim dengan 260 ribu barel per hari. Lalu Balongan, Jabar 125 ribu barel per hari dan Kasim, Papua Barat 10 ribu barel per hari.

Selain dengan Kuwait, Pertamina menandatangani nota kesepahaman kerja sama pembangunan Kilang Tuban, Jatim dengan anak usaha Saudi Aramco. BUMN ini bermitra dengan Saudi Aramco Asia Company Limited (SAAC).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement