REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ribuan warga pesisir Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar masih memilih menjauh dari pemukiman mereka di pinggir pantai menyusul gempa bumi 8,5 skala Richter pada Rabu Sore.
Ribuan warga pesisir Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, belum berani ke rumah mereka masing-masing dan masih bertahan di kawasan yang jauh dari pantai.
Ruas jalan kawasan Lambaro Aceh Besar, hingga pukul 22.00 WIB masih macet arus kendaraan warga yang meninggalkan rumah mereka pascagempa kuat tersebut.
Kemacetan terjadi sepanjang lima kilometer arah jalan keluar Kota Banda Aceh menuju Lambaro, Kabupaten Aceh Besar.
Masyarakat yang panik saat guncangan kembali yang dirasakan cukup kuat itu hingga kini masih memarkirkan kendaraan mereka di pinggir-pinggir jalan, meski sebagian arus listrik di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh padam.
Wahidi, warga Gampong Lampoh Daya Kota Banda Aceh, menyatakan akan kembali ke rumah pada Kamis (12/4) karena masih trauma gempa.
"Saya bertahan di sini (Lambaro) sambil menunggu situasi lebih tenang. Sebab, kami sudah merasakan trauma tsunami tujuh tahun lalu," kata dia.
Gampong Lampoh Daya, Kecamatan Jaya Baru merupakan salah satu desa terparah diterjang tsunami di Kota Banda Aceh, 26 Desember 2004.
Masyarakat yang sebagian besar bermukim dipesisir pantai Kota Banda Aceh dan Aceh Besar itu, memilih kembali ke rumahnya masing-masing pada Kamis (12/4).
"Saya mengungsi sementara di rumah saudara yang jauh dari pesisir pantai sambil situasinya lebih tenang untuk kembali ke rumah sendiri," kata Mawardi, warga Peukan Bada, Aceh Besar.
Sementara itu, suasana di pemukiman yang pernah diterjang tsunami tampak sepi, dan hanya terlihat beberapa pemuda yang menjaga lingkungan mereka.