REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peredaran tahu berformalin di Kota Bogor diduga berasal dari luar daerah. Pemerintah setempat memeriksa sejumlah pedagang untuk menelusuri produk makanan berbahaya tersebut berasal.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bogor, Manganit Sinaga, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap produsen tahu di wilayah Kota Bogor. Pemeriksaan tersebut hasilnya negatif. "Kami sudah lihat produksi di Bogor, tidak ada yang menggunakan formalin," kata dia, Kamis (12/4).
Ia menambahkan, pihaknya kesulitan menelusuri asal tahu berformalin tersebut. Hal ini karena tidak adanya data pemasok barang bagi pedagang-pedagang yang beroperasi di pasar tradisional. "Sekarang modelnya transaksinya jual putus. Jadi sulit untuk mendapatkan data pemasok barang," ungkapnya.
Untuk penelusuran lebih lanjut, imbuhnya, pihaknya akan bekerja sama dengan kepolisian setempat. Saat ini pihaknya telah memproses dua orang pedagang yang kedapatan menjual tahu berformalin sebagai saksi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap makanan berformalin. "Ciri-cirinya biasanya kenyal dan padat," kata dia.