Kamis 12 Apr 2012 15:33 WIB

Gencatan Senjata Dimulai, Kekerasan di Suriah Mereda

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Tentara Suriah ketika mengamankan unjuk rasa.
Foto: AP
Tentara Suriah ketika mengamankan unjuk rasa.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Tentara Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad mulai mundur dari medan perang sebagai bentuk gencatan senjata yang mulai berlaku. Masyarakat Suriah di kota Homs mengatakan, situasi di beberapa kota Suriah, seperti Homs, Hama, dan Idlib, sudah sedikit kondusif sejak Kamis (12/4) pukul 06.00 pagi tadi.

Seorang aktivis perlawanan di Damaskus, Abu Rami, mengatakan kondisi Ibukota saat ini cukup tenang. "Pada malam kemarin sempat terjadi pertumpahan darah dan bunyi tembakan. Tapi sekarang sudah cukup tenang dan tidak ada penembakan," ujar Rami seperti dilansir Haaretz.

Walau ia masih menyangsikan indikasi penarikan pasukan militer Suriah dari Homs. Karena, menurut Rami, tidak ada tanda-tanda tank, penembak jitu dan tentara ditarik. Semuanya masih terlihat disudut kota. Kementrian Pertahanan Suriah mengatakan pihaknya akan menghentikan segala aktivitas operasi militer mulai Kamis (12/4) pagi. Walau demikian, Pemerintah Suriah memastikan pasukan akan mundur untuk menjaga kota dari kelompok bersenjata.

"Kementerian Pertahanan akan menunggu untuk menarik kembali tank-tank dan pasukan sesuai dengan keinginan Juru Bicara Internasional PBB, Kofi Annan, kami akan bertindak dan menunggu hingga besok," kata Juru bicara Angkatan Darat Suriah, Qassem Saad Deen, kepada Reuters, Rabu (11/4).

Walau demikian organisasi pemerhati Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang bermarkas di Inggris, Free Syirian Army, melaporkan masih terjadi ledakan di Zabadani, kota perbatasan dengan Lebanon. Beberapa saat mendekati batas waktu gencatan senjata.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement