REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Forum Amal dan Studi Islam Fakultas Ilmu Budaya (Formasi FIB) Universitas Indonesia (UI), menyelanggarakan diskusi tentang pemberantasan pemikiran liberalisme di Indonesia.
"Tujuan diskusi ini untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat bahaya liberalisme di Indonesia," kata Ketua Penyelenggara, Yogi Theo Rinaldi di FIB UI, Jumat (13/4).
Menurut mahasiswa Fakultas Sastra Arab FIB UI ini, dalam jangka panjang diskusi ini, bukan saja ingin membekukan Jaringan Islam Liber (JIL). Tapi, semua perilaku masyarakat yang bernilai liberalis. Seperti gerakan-gerakan anarkis para ormas, pemikiran hedonis, dan yang cenderung ke barat 'sentris'
"kita ingin menghapus adanya virus liberalis di setiap ormas dan masyarakat," katanya.
Dalam diskusi tersebut, Peneliti Insist Nirwan Syafrin menyimpulkan, awal gerakan liberalisme ini dilakukan dimasyarakat Barat. Muncul karena rasa kecewa terhadap nilai-nilai, yang selanjutnya mereka ingin mengkonter dominasi agama, terutama Islam.
"Mereka menggunakan uang dan akal untuk tujuan tertentu," kata Nirwan saat menjadi pemateri.
Nirwan melanjutkan, gerakan liberal tersebut, bergerak secara idealogis melalui jalur intepretasi kitab yang harus disesuaikan dengan kultur jaman. Dan menganggap risalah serta kitab terdahulu sudah tidak relevan dan sejalan dengan dimensi 'kekinian'.
"Liberalisme ini, ingin merubah syari'ah, akidah, dan perilaku orang yang beragama," ucap Nirwan.
Nirwan menambahkan, gerakan liberalisme ini-pun menegaskan, nilai-nilai islam yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman, dan berupaya untuk merubahnya. Dengan membuka pintu Ijtihad dari segala pintu untuk mengkritis Alqur'an dan Hadist.