Jumat 13 Apr 2012 16:22 WIB

Iran Harap Dialog Nuklirnya Bangun Kepercayaan

Rep: Antara/Reuters/ Red: Djibril Muhammad
Salah Bushehr, tempat pengolahan nuklir Iran.
Foto: AP
Salah Bushehr, tempat pengolahan nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Iran mengharapkan semua pihak yang berperan dalam pembicaraan terkait program nuklirnya akan berkomitmen untuk melakukan dialog yang komprehensif, serta para perunding dapat mewujudkan upaya nyata untuk membangun kembali kepercayaan dan keyakinan bagi Iran.

Harapan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar, Kamis (12/4). Dalam tulisan kolomnya di Harian Washington Post, Salehi mengatakan untuk menyelesaikan isu nuklir, perlu dilakukan pembicaraan, yang akan berlangsung pada akhir pekan di Istanbul, antara Iran dan lima negara anggota tetap PBB.

Dewan Keamanan (DK) PBB dan Jerman harus mengutamakan kepentingan semua pihak. "Hal rumit yang tidak terselesaikan selama berpuluh-puluh tahun tidak dapat diselesaikan dalam satu malam. Upaya lain untuk saling menghormati adalah dengan mempunyai keinginan dan kesiapan untuk memberi maupun menerima tanpa syarat," tutur Salehi.

Salehi mengatakan bahwa dialog harus dilihat sebagai suatu proses bukan peristiwa. "Jika tujuan dialog itu hanya untuk mencegah terjadinya ketegangan, daripada memecahkan permasalahan yang terjadi, maka akan terus ada saling curiga. Kepercayaan tidak akan pernah ada," lanjutnya.

Kelompok P5+1, yaitu Inggris, Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman, akan bertemu dengan Iran untuk pertama kalinya setelah lebih dari satu tahun tidak mengadakan dialog. Mereka berharap Teheran mau menjelaskan mengenai program nuklir tersebut, sehingga dapat memperpanjang masa negosiasi dan mencegah kemungkinan serangan militer Israel dan AS terhadap Iran.

Salehi mengatakan bahwa Iran dianggap sebagai senjata penghancur massa. Teheran mengatakan bahwa program tersebut hanyalah untuk pemurnian uranium listrik. Namun negara-negara Barat tidak mempercayainya.

Negara-negara besar tersebut menginginkan Iran membeberkan program tersebut untuk menunjukkan bahwa negara tersebut tidak melakukan proyek senjata nuklir, kata Menlu AS Hillary Clinton, Kamis (12/4).

"Kami menangkap adanya upaya bahwa mereka akan membawa ide tersebut ke meja perundingan. Kami ingin mereka memperlihatkan dengan jelas, untuk membuktikan bahwa mereka memang tidak berambisi membuat senjata nuklir," kata Hillary Clinton.

"Kami tengah mencari hasil yang nyata. Dan tentunya, di dalam sebuah negosiasi, kami mengerti bahwa masyarakat Iran akan menuntut jaminan atau tindakan dari kami. Dan kami pasti akan mempertimbangkan hal itu," kata Hillary Clinton tanpa menunjukkan bukti.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement