REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, menilai maraknya tindakan kriminal yang dilakukan oleh geng motor tak lepas dari kinerja kepolisian yang lemah. Ia mengatakan, saat ini polisi sudah mengalami disorientasi kerja dalam upayanya mengamankan lingkungan dan masyarakat.
''Polisi menjadi tidak fokus karena kita semua begitu mengandalkan polisi. Padahal jumlah mereka itu terbatas. Sementara yang mereka kerjakan itu mulai dari urusan KDRT hingga teroris, semuanya diberikan kepada polisi. Ini mengakibatkan adanya disorientasi untuk mengamankan masyarakat yang seharusnya menjadi tanggungjawab utama mereka,'' kata Erlangga kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Jumat (13/4).
Erlangga mengatakan tidak fokusnya kerja polisi ini menjadi celah munculnya tindakan kriminal. Hal itu pula yang dimanfaatkan geng motor yang terlihat bisa bergerak bebas tanpa ada penindakan yang tegas dan cepat. ''Situasi ini yang kemudian dimanfaatkan oleh para pelaku,'' ujarnya.
Untuk menindak aksi kriminal geng motor ini, menurut Erlangga, sebaiknya dilibatkan peran serta masyarakat. Ia juga mendesak agar proses pembuatan e-KTP bisa dituntaskan dengan cepat. Pasalnya, dalam kartu identitas terbaru itu tercantum secara detail rekam jejak setiap warga negara lewat sidik jari maupun kornea matanya.
''Dengan tuntasnya e-KTP ini maka upaya untuk mendeteksi dan inventarisasi pelaku kejahatan menjadi semakin efektif. Selain itu perlu juga untuk dipikirkan bagaimana melibatkan masyarakat dalam usaha pencegahan kejahatan di lingkungan sekitarnya,'' katanya.