Jumat 13 Apr 2012 20:45 WIB

Dampak Gempa Aceh, 10 Korban Meninggal

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Hazliansyah
Sejumlah warga Kampung Jawa Lama berlarian keluar rumah menyelamatkan diri setlah mendengar isu tsunami pasca gempa melanda Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Rabu (11/4).
Foto: Rahmad/Antara
Sejumlah warga Kampung Jawa Lama berlarian keluar rumah menyelamatkan diri setlah mendengar isu tsunami pasca gempa melanda Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban meninggal dunia pasca gempa di Aceh, hingga Jumat (13/4), tercatat ada 10 orang. Rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, selain korban meninggal, juga tercatat 4 orang luka berat dan 8 orang luka ringan.

Korban yang meninggal adalah Kutar (69 tahun) dari Dusun Malai, Kabupaten Padang Pariaman. Di Kota Banda Aceh, Yatim Kulam (70 tahun), meniggal akibat serangan jantung saat gempa keras. Di Lhoksemauwe, 1 orang pria (39 tahun), Kab Aceh Barat Daya, 1 orang Hatijah Hamid (70 tahun) akibat sakit jantung.

Sementara di  Kabupaten  Aceh Besar, ada enam orang meninggal akibat serangan jantung, yaitu Fauziah (60 tahun),  M Yusuf (70 tahun),  Siti Saudah (88 tahun), Sitiah (70 tahun), M Yasin (62 tahun), Nur Satijah (70 tahun).

Sedangkan untuk korban luka berat, di Kabupaten Aceh Besar ada dua orang dan masih dirawat RS Ibu dan Anak Banda Aceh. Di Kabupaten Aceh Selatan, satu orang menderita patah tulang kaki yakni Kalsum (65 tahun) dan dirawat di RSU Dr Yullidin Away Tapaktuan. Sedangkan di Kabupaten Aceh Singkil, satu orang anak kritis karena tertimpa pohon saat gempa.

Korban-korban yang luka ringan, empat orang dari Kabupaten Simeuleu, dua orang di Aceh Singkil, dan dua orang di Aceh Besar.  ‘’Semua sudah kembali ke rumahnya,’’ ujar Sapto Purwo Nugroho, kepala pusat Informasi dan Humas BNPB.

Kepala BNPB dan rombongan dari kementerian/lembaga telah melakukan koordinasi dengan aparat Pemda di Simeuleu dan Pemda Aceh. Koordinasi dilakukan untuk melakukan penanganan darurat dan antisipasi yang diperlukan.

Menurut Sutopo, sudah tidak ada pengungsian sejak Kamis (12/4). ‘’BPBD masih melakukan pendataan. Logistik dan peralatan masih mencukupi. BPBD dan instansi terkait terus  melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap tenang dan meningkatkan kesiapsiagaan,’’ ujar Sutopo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement