REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Seorang warga Pakistan yang tinggal di AS hari Jumat dijatuhi hukuman penjara 12 tahun dan masa percobaan lima tahun karena memberikan dukungan material kepada kelompok militan Lashkar-e-Taiba (LeT), kata sejumlah pejabat AS.
Jubair Ahmad (24), yang tinggal di Woodbridge, Virginia, menerima hukuman itu setelah dinyatakan bersalah mempromosikan dan mendorong rekrutmen bagi kelompok Pakistan itu, yang disebut Washington sebagai organisasi teroris asing, kata kementerian kehakiman. "Kami melihat peningkatan tajam dalam penggunaan jaringan sosial seperti YouTube untuk menjangkau pemirsa di seluruh dunia," kata jaksa AS Neil MacBride.
Ahmad "sangat berkomitmen pada tujuan keras LeT, yang dipromosikannya melalui propaganda online, merekrut yang lain dan mencari dana" untuk kelompok itu.
Ahmad memasuki AS bersama keluarganya pada 2007. Pada 2009, FBI memulai penyelidikan setelah menerima informasi bahwa ia mungkin bersekongkol dengan LeT, kata jaksa dalam dokumen di persidangan.
Ia berniat kembali ke Pakistan untuk menyelesaikan latihan komando LeT dan menjalankan misi syahid, kata mereka.
LeT memiliki hubungan bersejarah dengan badan intelijen Pakistan dan dituduh mendalangi serangan-serangan Mumbai pada 2008 yang menewaskan 166 orang, termasuk enam warga AS.
Serangan-serangan di ibukota finansial dan hiburan India itu telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan. New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 itu.
India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.
Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.
India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.