REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pelatih Sriwijaya Football Club Kas Hartadi keberatan jika para pemainnya diminta PSSI untuk membela Tim Nasional (Timnas) di saat kompetisi Liga Super Indonesia berlangsung.
"Saya rasa belum bisa jika saat ini pemain diminta memperkuat Timnas, karena jadwal kompetisi saja sangat padat," kata Kas yang dihubungi dari Palembang, Sabtu.
Dia memperkirakan, keinginan itu menjadi harapan seluruh klub yang bergabung dalam kompetisi Liga Super Indonesia.
"Saat ini setiap klub sedang berjuang untuk meraih hasil maksimal pada akhir kompetisi. Jika ada pemain andalan yang diambil Timnas tentunya akan sangat berpengaruh, apalagi jadwal kompetisi sangat padat seperti SFC harus menyelesaikan 17 laga dalam waktu 2,5 bulan," ujar dia.
Namun, dia melanjutkan, jika pemanggilan Timnas dilakukan setelah kompetisi berakhir maka tidak akan merisaukan klub-klub Liga Super Indonesia.
"Hingga kini saya belum tahu jadwal Tim Nasional, mengenai kejuaraan apa yang akan diikuti. Saya hanya mengetahui bahwa pemain Liga Super sudah diizinkan PSSI memperkuat Timnas setelah dilakukan rekonsiliasi," ujar atlet nasional era tahun 90-an ini.
Ia mengatakan, kerap memantau perkembangan PSSI pasca terbentunya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
"Saya memantau terus. Saya kira perkembangan yang terjadi saat ini hanya untuk meredam suasana saja, karena pada dasarnya permasalahan utama sama sekali belum terselesaikan," kata peraih medali emas SEA Games tahun 1991 ini.
Meskipun pesimis dengan kondisi yang terjadi itu, tapi Kas berharap semua kebijakan yang diambil tidak merugikan para pemain di Indonesia.
"Kemarin emain Liga Super dicekal tidak bisa main, lantas kini bisa main. Berubah-ubah, dan merugikan pemain," ujar dia.
Sementara Manajemen Sriwijaya Football Club juga melarang punggawa "Laskar Wong Kito" memperkuat Timnas, meskipun PSSI telah mengeluarkan keputusan memberikan izin kepada pemain Liga Super Indonesia.
Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Hendri Zainuddin, secara terpisah mengatakan, keputusan itu cukup beralasan, mengingat sikap PSSI tersebut karena terdesak setelah diancam akan dibekukan oleh FIFA.