REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Arema Indonesia yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) menolak pemanggilan pemainnya ke Timnas dibawa kepemimpinan PSSI Djohar Arifin.
Penolakan itu, ditegaskan Media Officer Arema, Sudarmadji. Kepada wartawan Sudarmadji menanggapi adanya empat pemainnya yang dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas. "Kami berkomitmen untuk memberikan amanah kepada PSSI dibawah kepemimpinan La Nyala, dan sejak kapan PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin mengakui kami yg berkompetisi di LSI," kata Sudarmadji, Sabtu (14/4).
Alasan Sudarmadji memilih PSSI dibawah kendali La Nyalla, juga dikarenakan sebagai konsistensi Arema terhadap statuta serta masyarakat Malang, khususnya suporter Arema atau Aremania. "Kami sebagai 'stake holder' terbesar sepak bola di Malang juga mendorong agar masyarakat terlibat aktif mengembalikan sepakbola nasional kembali ke khittahnya," katanya.
Pilihannya kepada La Nyalla juga karena sesuai dengan suara dan keinginan masyarakat di Malang Raya, sebab suara masyarakat sangat penting untuk mengembalikan sepakbola nasional pada khittahnya. "PSSI di bawah pimpinan La Nyalla telah didukung oleh 81 pengurus PSSI di daerah, selain itu kini ada upaya untuk melakukan perbaikan di tubuh Timnas," imbuhnya.
Sudarmadji menilai, PSSI dibawah naungan Djohar Arifin tidak akan mampu melahirkan Timnas yang tangguh. "Sebab tidak lahir dari kompetisi yg berkualitas," katanya.
Pemanggilan pemain LSI untuk memperkuat Timnas pimpinan Djohar Arifin, dinilai Sudarmadji hanya sekedar syarat, karena kini PSSI kedatangan tim 'task force' dari AFC dan FIFA untuk menyelesaikan konflik dualisme dalam kompetisi di Indonesia.
Untuk itu, pihaknya meminta agar PSSI dibawah pimpinan Djohar Arifin tidak memaksakan kehendak memanggil pemain LSI apalagi menebar ancaman kepada pemain. Sementara itu, sebelumnya ada empat pemain Arema LSI yang mendapatkan undangan untuk mengikuti seleksi Timnas dibawah pimpinan Djohar Arifin, yakni Kurnia Meiga (G), Hendro Siswanto, Sunarto serta Alfarizi.