Ahad 15 Apr 2012 15:21 WIB

Kontras Kecam Aksi Brutal Geng Motor

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Motor milik para anggota geng motor yang berhasil diamankan petugas.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Motor milik para anggota geng motor yang berhasil diamankan petugas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) mengecam keras brutalitas sekelompok orang yang menyerang berbagai tempat, di antaranya beberapa pusat-pusat retail dan tempat nongkrong di Jakarta pada Jumat (13/4) dini hari. Dua orang meninggal dunia akibat kebrutalan tersebut.

"Kami juga menyayangkan keputusan melibatkan POMAL dalam mendalami kasus penyerangan massal dan brutal dini hari lalu," jelas Koordinator Kontras, Haris Azhar, Ahad (15/4).

Pihaknya menyimpulkan bahwa Kapolda Metro Jaya dan jajarannya gagal melindungi warga Jakarta dan tidak melakukan kerja penegakan hukum. Kelambanan Polda Metro Jaya, melalui Kapolda dan Juru bicaranya, juga dipertontonkan ketika memberikan pernyataan terkait identitas pelaku.

Keduanya, kata dia terkesan hati-hati untuk tidak mengatakan para pelaku berasal dari TNI AL. Sikap ini justru berbeda 180 derajat ketika menuduh YLBHI menyembunyikan personel Komite Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) yang dianggap brutal, tanpa alat bukti yang sah.

Jelas bahwa brutalitas yang merusak, mencederai hingga luka dan meninggal adalah kejahatan terhadap kamtibmas dan sudah selayaknya polisi yang bertanggung jawab untuk mencegah dan melakukan penegakan hukum atas hal tersebut. "Bukan POMAL yang tugasnya hanya untuk kejahatan-kejahatan di dalam militer. Tindakan ini justru membuka ruang militer Indonesia masuk dalam urusan kehidupan sipil. Patut disayangkan," jelas Haris.

Penyerangan ini dilakukan oleh 200-an orang yang mengendarai motor dan mobil. Dari beberapa kesaksian, tercirikan para pelaku memiliki ciri fisik berbadan tegap dan berkepala 'cepak' dan menggunakan pita kuning.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement