Ahad 15 Apr 2012 15:27 WIB

Pengamat: Gerindra Harus Pentingkan Pencitraan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memberikan pidato politiknya dalam HUT Partai Gerindra Ke-4 di Jakarta pada Senin (6/2) malam.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memberikan pidato politiknya dalam HUT Partai Gerindra Ke-4 di Jakarta pada Senin (6/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerindra diharapkan lebih mementingkan pencitraan agar popularitas dan elektabilitasnya semakin meningkat. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto ini dinilai potensial untuk menduduki posisi tinggi pada Pemilu 2014 nanti.

"Gerindra harus memaksimalkan potensinya," jelas Pakar Politik UIN Syarif Hidayatullah, Saiful Umam, saat dihubungi, Ahad (15/4). Dia mengatakan hasil survei berbagai lembaga menyatakan popularitas dan prediksi terkait elektabilitas Gerindra terus meningkat. Pihaknya meminta agar Gerindra menentukan sikapnya yang mampu meningkatkan keduanya.

Apakah layak untuk bergabung dengan koalisi atau tidak, Gerindra harus memutuskannya. Jika memang Gerindra bergabung dengan koalisi maka harus memiliki posisi tawar yang tinggi. "Setidaknya dapat jatah menteri, karena Gerindra bukan parpol ecek-ecek," jelasnya. Posisi tawar Gerindra harus tinggi.

Bagaimana Hanura? Saiful menjelaskan partai pimpinan Wiranto ini tidak begitu signifikan bila bergabung dengan koalisi. Jumlah kursi di parlemen saja tidak seberapa, sehingga belum tentu memberikan dukungan signifikan untuk setgab.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement