REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Kementerian Agama masih menunggu kepastian tim survei di Arab Saudi untuk penentuan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
"Memang ada item biaya haji yang butuh penyesuaian. Kita masih terus mencari solusi terbaiknya dari gejolak ekonomi ini," ujar Sekjen Kemenag Bachrul Hayat, Senin (16/4).
Keduanya mengindikasikan adanya kenaikan harga yang otomatis mengubah estimasi ongkos haji tahun ini. Adanya enaikan bahan bakar minyak dunia dan biaya pemondokan yang terus naik menjadi fokus utama tim survei Kemenag.
"Kita berharap kenaikan itu tak terlalu besar. Tetapi juga tidak terlalu kecil. Karena jamaah haji tak boleh terbebani lagi dengan persoalan apapun di tanah suci," ujar Bachrul.
Dari laporan sementara tim, biaya pemondokan haji saja diprediksi naik 20 persen dari tahun sebelumnya. Itu disebabkan oleh perubahan kebijakan pemerintah Arab Saudi. Kendati demikian, dia memastikan tak berarti pemerintah membebani jamaah haji dengan biaya yang terus naik. Pemerintah tetap berupaya mencarikan jalan keluar dari buruknya kondisi ekonomi global. Agar jamaah tetap merasa nyaman, aman dan tenang melaksanakna haji.
"Ya, ada banyak kondisi yang terus berkembang. Kemenag tetap serius melihat kondisi ini. Pembahasan BPIH belum selesai, kita akan lihat pada tanggal 23 April mendatang usai rapat dengan DPR," ucap Bachrul.