REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Selandia Baru telah mengekspor hampir dua pertiga produk pangan ke Indonesia setiap tahunnya. Sejumlah NZ $870 juta atau setara dengan Rp 6.064 Trilyun yang merupakan produk daging, olahan susu, buah-buahan dan holtikultura.
Hal ini dikarenakan Selandia Baru dikenal luas sebagai pemimpin komunitas pertanian Internasional dalam hal kesejahteraan hewan, penelusuran pangan, keamanan pangan dan pertanian berkelanjutan.
Anzco misalnya, perusahaan penjual dan pengolahan daging domba di Selandia Baru ini telah mengekspor produknya berupa daging sapi dan daging kambing ke Indonesia sejak tahun 2010.
"Perusahaan kami merupakan eksportir daging sapi kedua terbesar dan perusahaan pengolah daging ketiga terbesar di Selandia Baru. Tapi, kami juga telah ekspor daging kami ke Indonesia,"ujar Direktur Pelaksana AN ZCO Mark Clarkson dalam diskusi ketahanan pangan New Zealand Trade and Enterprise di Jakarta, Senin (16/4).
Pada tahun 2010 ANZCO mengekspor 12 ribu ton, tahun 2011 turun hanya sebesar 7 ribu ton dan tahun 2012 diperkirakan akan mengalami penurunan lagi.
Kondisi ini disebabkan pertumbuhan tahunan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang hanya 2 kg per kapita tiap tahunnya. Untuk itu, Indonesia perlu tambahan konsumsi sebesar 500.000 ton setara dengan jumlah produksi daging sapi tahunan Selandia Baru.
"Setiap tahun ekspornya semakin drop. Karena, konsumsi daging Indonesia yang rendah,"tambah Mark.
Sehingga, untuk meningkatkan ketahanan pangan, Indonesia mencoba meningkatkan kerjasamanya dengan Selandia Baru dengan tujuan agar dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.