REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perkembangan perbankan syariah di Indonesia akan semakin meningkat. Dalam dua puluh tahun mendatang perbankan syariah di Indonesia masih akan terus tumbuh. Bukan tidak mungkin pertumbuhannya nanti akan melebihi perbankan konvensional.
Namun Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Yuslam Fauzi, mengungkapkan regulator harus membuat aturan yang adil terhadap masuknya investor asing ke Indonesia. "Masuknya investor asing ini jangan sampai menggeser pebisnis lokal," katanya usai menjadi keynote speaker dalam acara Islamic Finance News Indonesia Forum 2012 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (16/4).
Maklum Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam pengembangan perbankan syariah. Selain lahannya yang belum seluruhnya tergarap, Indonesia memiliki penduduk Muslim yang jumlahnya lebih dari 200 juta jiwa.
Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Ini, menurut Yuslam. merupakan ladang investasi yang luar biasa, baik bagi investor lokal maupun asing. "Hanya saja pemerintah harus membuat aturan yang fair untuk memberikan perlindungan bagi pebisnis lokal," ujarnya.
Sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, mengungkapkan beberapa investor sudah menyatakan ketertarikannya untuk membangun bank syariah di Indonesia. Beberapa investor berasal dari dalam negeri. Sisanya berasal dari luar negeri. Meskipun tidak menyebutkan nama negaranya, Halim menyebutkan investor luar sebagian berasal dari Timur Tengah.