REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Iran menyambut baik hasil pertemuan negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Perancis, dan Jerman terkait program nuklir. Karena itu, negeri Mullah tersebut menegaskan bahwa pihaknya akan dapat menyelesaikan program nuklirnya dengan cepat dan mudah pada pertemuan selanjutnya yang akan diagendakan di Baghdad, Irak pada 23 Mei mendatang.
Penegasan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi kepada ISNA, Senin (16/4). Ia mengatakan, pihaknya akan lebih fleksibel, jika mendapat jaminan pasokan ekseternalnya terkait pengayaan uraniumnya.
Ia juga menyerukan kepada negara-negara Barat untuk meminimalisir bahkan mencabut sanksi embargo minyak yang diterima Iran, yang olehnya disebut 'membangun kepercayaan' yang merupakan bentuk atau langkah untuk mempercepat negosiasi.
"Kita semuanya siap memecahkan semua isu dengan cepat dan mudah, bahkan pada pertemuan di Baghdad, jika ada niat baik," ujarnya.
"Hal ini mungkin dalam pertemuan (di Baghdad) untuk membahas persentase pengayaan uranium," katanya menambahkan. "Jika mereka menjamin pasokan dengan bahan bakar dari berbagai tingkat yang diperkaya tingkat, maka kasusnya akan menjadi lain," tambah Salehi.
Ia menjelaskan, Iran akan kembali melakukan pengayaan uraniumnya, yang olehnya dikatakan telah sesuai dengan Perjanjian Proliferasi Nuklir dan itu terbuka untuk negosiasi.
Salehi juga menyarankan kepada Barat untuk segera mencabut sanksi yang dikeluarkan Barat dan Uni Eropa, sehingga dapat mempercepat proses negosiasi. "Pihak Barat harus membangun kepercayaan terkait sanksi Iran," tandasnya.