Selasa 17 Apr 2012 09:20 WIB

Syarah Umdatul Ahkam, Hadis Sahih Landasan Hukum

Rep: Irwan Kelana/ Red: Chairul Akhmad
Kitab (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Kitab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Bagaimanakah istithabah (cebok) yang diajarkan oleh Rasulullah SAW?  Bagaimanakah hukum madzi? Bagaimanakah hukum junub itu?  Bagaimanakah hukum thuma’ninah di dalam rukuk dan sujud?

Bolehkah berjalan di depan orang shalat?  Bagaimanakah hukum menjamak dan mengqashar shalat dalam perjalanan?  Bagaimanakah mengurus jenazah yang sesuai tuntunan Rasulullah? Bagaimanakah hukum puasa dalam perjalanan? 

Pakaian apa yang boeh dikenakan oleh seorang muhrim saat menunaikan ibadah haji?  Bagaimanakah jual beli yang sesuai ajaran Rasulullah, dan jual beli macam apakah yang dilarang oleh Rasulullah?

Pertanyaan-pertanyaan di atas, dan puluhan pertanyaan lainnya tentang hukum Islam memerlukan jawaban yang meyakinkan dan menentramkan umat Islam, yakni jawaban yang berlandaskan hadis sahih.

Dan berbicara mengenai hadis sahih, maka derajat tertinggi adalah hadis sahih yang disepakati oleh dua imam besar ahli hadis, yakni Imam Bukhari dan Imam Muslim. Maka hadis-hadis hukum yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim merupakan landasan terbaik untuk mengambil keputusan hukum mengenai suatu permasalahan.

Umdatul Ahkam karya Al-Hafizh Al-Faqih Abdul Ghani Al-Maqdisi Al-Hambali (wafat 600 H) merupakan kitab yang berisi  kumpulan hadis berkenaan dengan masalah hukum yang telah disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Kitab yang sangat penting ini disyarah (diberi penjelasan dan catatan kaki) oleh Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Syarah dan ta’liq dalam kitab tersebut merupakan penjelasan Syekh As-Sa’di yang disampaikan dalam  kajiannya di Masjid Jami’ Unaizah pada tahun 1349 H.

Penjelasan tersebut dicatat oleh salah satu murid seniornya, yakni Syekh Abdullah bin Muhammad Al-Auhali. Itulah yang kemudian diterbitkan menjadi kitab Syarah Umdah Al-Ahkam, dan oleh Penerbit Darus Sunnah Jakarta diindonesiakan dan diterbitkan dengan judul Syarah Umdatul Ahkam (cetakan pertama, April 2012).

Kemulian kitab Umdatul Ahkam dan keberkahan yang terkandung di dalamnya sudah sangat jelas adanya. Kitab tersebut telah menyebar luas di kalangan para ulama, dan perhatian mereka terhadapnya juga sangat tampak, baik dalam  penjelasan maupun dalam hal pengajaran, dari seluruh madzhab. Keinginan para penuntut ilmu dalam menghapal Umdatul Ahkam juga sangat kuat, sehingga kitab ini dikategorikan sebagai pemuat matan-matan hadis hukum.

Adapun sistematika pembahasan hadis-hadis dalam kitab ini disajikan secara tematik fikih, meliputi  thaharah (bersuci), jenazah, zakat, puasa, haji, jual beli, nikah, talak, li’an, dan radha'ah (susuan). Selain itu, qishash, hudud, sumpah dan nadzar, makanan, minuman, pakaian, jihad, dan al-‘itqu (memerdekakan) budak.

Membaca kitab syarah ini, sangat tampak semangat keilmuan Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, kecerdasan akal, ketelitian dalam beristinbat, kegigihannya dalam mencari dalil, keluasan ilmunya, semangatnya dalam mengurai ilmu-ilmu pengetahuan dan menjelaskannya kepada murid baik secara ilmiah maupun tarbiyah.

Metode penyampaiannya jelas dan mudah dipahami, disertai dalil-dalil dan pentarjihan yang matang, dan disampaikan dengan metode yang bijak dan penuh hikmah. Semua itu memudahkan bagi kaum Muslimin untuk mempelajari kitab ini dan mengambil pelajaran dan hikmah mengenai berbagai masalah hukum–baik ibadah maupun muamalah–berdasarkan hadis-hadis sahih yang disepakati Imam Bukhari dan Imam Muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement