REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, mengenang sosok almarhum Sudomo sebagai tokoh yang toleran dan demokratis. Bahkan saat Sudomo menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) era orde baru.
Adi mengaku sempat menerbitkan buku berjudul Negara, Ketergantungan dan Keterbelakangan pada 1976.
"Waktu itu beliau menjabat sebagai Pangkopkamtib," tuturnya. Adi menjelaskan buku tersebut berisi analisis dan kritik atas besarnya ketergantungan Indonesia kepada asing yang mengakibatkan tumpulnya kemandirian ekonomi bangsa.
Atas kritik tersebut, tutur Adi, buku itu sempat dicap sebagai komunis di kalangan tokoh-tokoh orde baru. Akan tetapi, Adi menjelaskan buku tersebut berhasil terbit setelah keluarnya ijin dari Pangkopkamtib. "Karena beliau menganggap buku itu hanya analisis dan tidak ada unsur komunisnya," ujar Adi.
Selain itu, Adi menjelaskan Sudomo pun sosok yang supel dengan ide-ide brilian.
Ketika menjadi Menteri Tenaga Kerja, tutur Adi, almarhum pernah mengimplementasikan konsep pembangunan tanpa penggusuran. Sehingga, tutur Adi, pembangunan tidak memakan korban rakyat kecil. Alih-alih menggusur, ungkap Adi, para pedagang kaki lima diberi fasilitas untuk mengembangkan usahanya di tempat yang layak.
"Oleh karena itu lahirlah pujasera. Itu yang tidak ada pada pemerintahan berikutnya," jelasnya.