Rabu 18 Apr 2012 17:39 WIB

Sisi Humanis Hatta dalam Pandangan Bloger dan Penulis

Rep: Gita Amanda/ Red: Heri Ruslan
Hatta Rajasa
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebuah buku berjudul HR Harapan Rakyat baru-baru ini diterbitkan. Buku tersebut di klaim ditulis oleh para penulis dan bloger yang tidak terlalu dekat dengan Hatta, namun merasakan semangat dan terinspirasi dengan sikap-sikap Hatta.

Penulis dan Editor Buku HR Harapan Rakyat, Abdul Hakim MS, mengatakan, ia tak terlalu kenal dengan Hatta Rajasa. Bahkan ia baru sekali bertemu dengan Hatta. Namun, ia dan rekan-rekannya mengaku terinspirasi dengan sikap-sikap Hatta baik dalam politik maupun kesehariannya. Hingga akhirnya ia dan teman-temannya nekat mengumpulkan cerita-cerita tentang Hatta dari salah satu situs komunitas internet dan membukukannya.

"Saya dan teman-teman bikin buku ini tanpa persetujuan pak Hatta," ujar Abdul dalam acara bedah buku HR Harapan Rakyat di Jakarta Media Center, Rabu (18/4).

Dalam buku setebal 196 halaman tersebut berisi kisah-kisah Hatta dalam berbagai aspek. Tak hanya aspek politik namun juga aspek humanis Hatta baik di dalam keluarga maupun lingkungan.

Meski mengaku tak kenal dekat dengan Hatta, namun Abdul dan kawan-kawan cukup apik menghadirkan berbagai kisah dalam keseharian Hatta. Tak hanya kiprah Hatta dalam dunia politik namun juga keseharian dan kehidupan religinya.

Hatta Rajasa menanggapi positif buku yang dibuat Abdul dan kawan-kawan mengenai dirinya. Hal tersebut disampaikan oleh Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Jon Erizal, menurutnya selama hal tersebut positif Hatta menyambut baik pembuatan buku tentangnya. Sebab menurut Jon selama ini Hatta tidak mau membuat buku yang khusus bercerita tentang kehidupannya.

"Pak Hatta tidak pernah mau membuat sendiri buku tentangnya. Ia malah berseloroh mengatakan buku biografi biasanya untuk orang yang sudah meninggal," ujar Jon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement