REPUBLIKA.CO.ID, -- 1600 tahanan Palestina bersatu melancarkan aksi mogok makan pada Selasa (17/4). Mereka memprotes Israel yang semena-mena melakukan penahanan tanpa tuduhan.
Atas hal ini, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, meminta para tahanan untuk tetap bersatu dalam perjuangan mereka. ”Pertahankan kesatuan gerakan para tahanan,” katanya.
Di sisi lain, ribuan warga lain melakukan aksi demo di kota-kota Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk mengungkapkan solidaritas mereka terhadap para tahanan. Selain di Tepi Barat, sekitar 2000 orang berbaris di kantor pusat Palang Merah di kota Gaza dan mendirikan tenda dalam rangka solidaritas terhadap tahanan Palestina.
Kepala Kelompok Tahanan Palestina, Qadura Fares mengatakan, para tahanan bersatu dan tak terbagi. Mulai dari saat mereka datang ke tahanan hingga mereka mengajukan tuntutan.
“Kami akan berdiri sampai para tahanan mendapatkan tuntutan mereka,” ujar Fares.
Dukungan juga hadir dari masyarakat internasional. Wakil pengawas HAM Uero-Mediterania, dalam konferensi pers saat peluncuran seruan internasional menegaskan, 320 organisasi internasional non pemerintah merespon seruan solidaritas untuk tawanan Palestina yang menggelar aksi mogok makan. Mereka berjanji dibidang hukum akan menekan Israel untuk merespon tuntutan para tawanan.
Mereka menyerukan diterapkannya hukum dan dihentikannya kebijakan sel isolasi terhadap para tawanan yang sangat tidak berprikemanusiaan. Di samping itu juga, agar pihak penjara mengijinkan keluarga tawanan untuk menjenguk putra mereka yang selama enam tahun terakhir dilarang mengunjungi tawanan.