Kamis 19 Apr 2012 09:37 WIB

Wilders, Penghujat Islam yang Pencemas dan Kesepian

Red: Endah Hapsari
Geert Wilders
Foto: ANP
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir delapan tahun sudah hidup Wilders dikelilingi pasukan pengamannya. Situasi yang kerap terasa aneh dan gila. Tapi sang pemimpin Partai Kebebasan ini tahan-tahan saja. Terasing dan kesepian tampaknya sudah jadi suratan tangannya. Harian Belanda, de Volkskrant (18/04) mengungkap profil Wilders yang ternyata kesepian dan rapuh.

Harian ini mengungkapkan, dua minggu mendatang ketika warga Belanda sedang asyik-asyiknya merayakan Hari Ratu sambil bermandikan sinar matahari, Wilders berada di Amerika untuk mempresentasikan buku terbarunya: Marked for Death: Islam’s War Against the West and Me.

Buku berbahasa Inggris ini dipublikasikan oleh Regnery Publishing, penerbit asal Washington yang terkenal karena menerbitkan karya-karya seputar “kebohongan terencana, pembunuhan karakter dan budaya korupsi” seputar Barack Obama.

Buku Wilders akan ikut memperkaya seputar topik ini. Dia akan “mengungkapkan” bagaimana dan kenapa politikus kiri, termasuk Barack Obama, meremehkan ancaman yang dibawa Islam. Sekali lagi kancah internasional akan mengecam Belanda. Dan Perdana Menteri Rutte tentu saja akan kebagian getah atas perilaku Wilders sebagai rekan koalisinya.