REPUBLIKA.CO.ID, -- Amerika Serikat mengutuk tindakan tentara mereka di Afganistan, setelah melihat foto yang menggambarkan perilaku buruk para tentara. Dalam foto yang diterbitkan salah satu media AS menunjukkan, tentara AS berpose dihadapan tubuh hancur dari orang yang diduga merupakan pelaku bom bunuh diri Afganistan.
Pejabat senior Amerika Serikat dan NATO mengutuk keras perilaku para pasukan, bahkan sebelum foto tersebut diterbitkan pada Rabu (18/4) lalu oleh Los Angeles Times. Pada pertemuan sekutu NATO di Brussels, Belgia, Menteri pertahanan AS Leon Panetta meminta maaf atas tindakan yang digambarkan di dalam foto.
“Ini perang dan saya tahu perang adalah kekerasan dan buruk. Dan saya tahu orang-orang muda ini kadang terjebak pada saat itu hingga membuat keputusan yang sangat bodoh. Saya tidak memaafkan tindakan itu,” ujar Panetta seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (19/4).
Panetta mengatakan permintaan maafnya atas nama Departemen Pertahanan dan Pemerintah AS. Ia juga mengatakan menyesalkan keputusan Los Angeles Times untuk menerbitkan beberapa foto tersebut. Hal tersebut, menurutnya, dapat memicu kekerasan balasan terhadap tentara asing yang ditempatkan di Afganistan.
Secara terpisah, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen juga mengutuk perilaku yang digambarkan dalam foto. Ia mengatakan, para pasukan tersebut tidak mewakili prinsip dan nilai-nilai yang mendasari misi NATO dan sekutunya di Afganistan. Sebelumnya Komandan Senior Pasukan AS dan NATO di Afganistan Jendral John Allen mengatakan, telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Tindakan dari individu-individu di foto tak mewakili kebijakan Bantuan Keamanan Internasional atau tentara AS,” kata Dia.
Dalam website Los Angeles Times ditampilkan kurang lebih 18 foto yang diambil pada tahun 2010. Dalam salah satu video yang dirilis pada bulan Januari bahkan menunjukan empat marinir AS mengencingi mayat pemberontak Afganistan. Dalam salah satu gambar lain, seorang penerjun berpose dengan tulisan tak resmi “ Zombie hunter” sementara tentara lain berpose dengan memegang kaki terputus salah satu pelaku bom.
Dua tentara dalam foto lain memegang tangan seorang pejuang mati dengan jari tengah terangkat. Gita Amanda