REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tidak memiliki satu pun radar pantai untuk mendeteksi datangnya arus gelombang tsunami. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, setidaknya Indonesia butuh sekitar 18 unit radar yang bisa dipasang di pantai.
"Radar itu bisa dipasang di pantai-pantai terdekat dengan titik-titik potensi tsunami tinggi. Itu yang saya tahu," katanya, Kamis (19/4).
Menurutnya, untuk mengantisipasi tsunami, pemerintah perlu membangun shelter atau bangunan tinggi untuk evakuasi warga dari tsunami. Selain itu, BNPB masih membutuhkan beberapa perlengkapan penanggulangan bencana untuk penanganan tsunami.
Perlengkapan tersebut, yakni sirine, Digital Video Broadcast, Seismometer, Akselerometer,Tide Gage Tsunami, Radar Pantai, dan Intensity Meter. Menurutnya, pemerintah memang telah memiliki beberapa peralatan tersebut. Akan tetapi, jumlah yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. "Seperti sirine kita punya cuma 34, tapi kebutuhannya 1.000," ungkapnya.
Sutopo mengimbau kepada masyarakat yang ada di daerah potensi tsunami agar mengikuti instruksi pemerintah jika terjadi gempa. Menurutnya, jika ada gempa besar dalam jangka waktu relatif lama, maka warga harus lari ke tempat yang tinggi. "Bukan tempat jauh. Tetapi tempat tinggi," tegasnya.