REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor senior Indonesia, Ray Sahetapy menilai para pelaku seni, khusunya seni peran tidak hanya sebatas jual tampang. Mantan suami Dewi Yull ini menyebut fisik menarik tidaklah cukup dalam dunia akting.
"Banyak orang menganggap wajah ganteng dan cantik sudah bisa, padahal itu tidak cukup untuk seni peran," ucap pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, 54 tahun silam ini.
Pendidikan seni peran, kata Ray, sangatlah penting. Hal ini untuk terus mengasah talenta yang dimiliki tiap pelaku seni peran. Pasalnya, aktor maupun aktris diciptakan tak hanya berakting sebagai tontonan semata, tapi juga untuk mensosialisasikan sebuah gagasan.
Penyampaian gagasan bisa dimana saja dengan berbagai media seperti panggung ataupun mimbar. "Inilah yang membuat pekerjaan aktor berbeda dengan pekerjaan lainnya," ucap pemeran antagonis di film The Raid ini.
Menurutnya, pekerjaan aktor dan aktris bukan sekedar entertain. Jika pelaku seni peran bisa menyampaikan gagasannya, maka hal ini akan terserap dengan baik.
"Dengan begitu, makna apa yang hendak disampaikan ke penonton akan tersampaikan, jadi penonton tidak buang-buang waktu melihat aktingnya," ujar Ray.