REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BTN akan mulai paparan publik (public expose) untuk penerbitan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 2 triliun pekan depan. Penerbitan obligasi tersebut akan didukung rencana penawaran saham baru ke publik (right issue) pada semester kedua tahun ini. Kedua rencana bisnis korporasi tersebut ditargetkan memperkuat modal.
Penerbitan obligasi Bank BTN akan bernilai total hingga Rp 4 triliun. Untuk tahap pertama, Bank BTN akan menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun dengan menunjuk tiga penjamin emisi (underwriter). Ketiga penjamin emisi tersebut yakni PT Danareksa Securities, PT CIMB Niaga, dan PT Indo Premier Securities.
"Kami akan mulai public expose untuk penerbitan obligasi berkelanjutan pekan depan atau paling lambat 2 Mei," ujar Direktur Keuangan Bank BTN, Saut Pardede di Jakarta, Kamis (19/4).
Obligasi yang diterbitkan BTN tersebut akan bertenor 10 tahun. Menurut Saut, penerbitan seri kedua sebesar Rp 2 triliun menunggu hasil penerbitan seri pertama. "Seri kedua bisa tahun depan atau bahkan semester kedua tahun ini," ujar dia sembari menambahkan BTN memiliki obligasi jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 650 miliar.
Selain obligasi, BTN akan menawarkan saham baru ke publik pada semester dua tahun ini. Menurut Saut, proses right issue telah dimulai dengan melakukan pertemuan dengan Kementerian Keuangan dan Bursa Efek Indonesia. "Kami juga mulai seleksi penjamin emisinya dan akan rapat dengar pendapat dengan DPR komisi VI dan XI," ujarnya.
Rencananya, Bank BTN akan melepas 10-11 persen sahamnya ke publik. Hingga saat ini, Bank BTN belum memutuskan siapa penjamin emisi untuk penawaran saham baru tersebut. "Belum ada pemenang beauty contest untuk penjamin emisinya," tegas Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro.
Kedua rencana korporasi tersebut ditargetkan meningkatkan modal atau Capitalk Adeqaucy Ratio (CAR) bank yang akhir 2011 mencapai 15,03 persen. Rasio CAR ini diasumsikan naik lebih dari 21 persen di akhir tahun ini. Penguatan modal bank plat merah tersebut juga didukung laba bersih yang hanya dikurangi dividen sebesar 20 persen.