REPUBLIKA.CO.ID, SERANG---Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat menyatakan hingga kini publik masih memberi kesan bahwa Kementerian Agama merupakan instansi yang terkorup sebagai akibat survei yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal survei yang dilakukan KPK tersebut tak lengkap atau menyeluruh/paripurna atau disebut tidak" integrated", sehingga jauh dari apa yang dilakukan kementerian tersebut, kata Sekjen Kemenag Bahrul Hayat tatkala memberikan arahan pada rapat pejabat pengelola keuangan di lingkungan sekretariat Jenderal Kementerian Agama.
Bahrul menyatakan, survei KPK itu telah banyak menyudutkan jajaran Kementerian Agama, padahal dari sisi kinerja banyak prestasi yang dicapai kementerian tersebut. Sayangnya, prestasi yang diraih tidak disertakan dalam survei KPK yang kemudian dipublikasikan ke media massa beberapa bulan lalu."Saya sendiri sudah menyampaikan protes ke KPK tentang hal ini," ungkap Bahrul.
Fakta di lapangan, lanjut dia, sebagai dampak dari survei KPK itu lantas dimanfaatkan pihak yang merasa kurang senang dengan kebijakan Kementerian Agama sambil mengutip hasil survei KPK. Tentu saja hal ini bisa membawa dampak buruk terhadap kepercayaan dari keseluruhan kinerja yang dicapai pihak Kementerian Agama.
Terkait dengan itu, maka ke depan jajaran Kementerian Agama perlu membangun kepercayaan atau trust. Kepercayaan menjadi sangat penting untuk meyakinkan publik bahwa kementerian itu telah berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Kepercayaan harus dibangun dan diperjuangkan guna menyukseskan seluruh program kerja, katanya.