Jumat 20 Apr 2012 13:14 WIB

Parlemen AS Harap 8 Agen Terlibat PSK juga Dipecat

Petugas Dinas Rahasia AS ketika menyiapkan pengamanan kunjungan Presiden Barack Obama saat KTT ke-6 Amerika di Cartagena, Kolombia, Selasa (17/4).
Foto: Fernando Llano/AP
Petugas Dinas Rahasia AS ketika menyiapkan pengamanan kunjungan Presiden Barack Obama saat KTT ke-6 Amerika di Cartagena, Kolombia, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Anggota parlemen Amerika Serikat (AS) berharap ada anggota Dinas Rahasia yang dipecat lagi, setelah sebelumnya tiga anggota diberhentikan, terkait dugaan pelacuran yang dilakukan pasukan pengamanan presiden (paspampres) AS itu di Kolombia.

Anggota parlemen Darrell Issa dan Elijah Cummings, Kamis (19/4), memperkirakan akan ada lagi anggota paspampres yang gugur karena skandal tersebut.

Sejumlah anggota Dinas Rahasia dan militer AS diduga melakukan pesta malam hari di kota pesisir Cartagena, pada pekan lalu, ketika mempersiapkan kedatangan Presiden Barack Obama dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Amerika.

Peristiwa itu mempermalukan AS dan membayangi keikutsertaan Presiden Obama dalam KTT itu. kejadian itu bisa jadi skandal terburuk bagi pasukan petugas pengamanan presiden serta pejabat dan tokoh senior AS.

Sebanyak 11 anggota Dinas Rahasia dan 10 personil militer AS diduga membawa 21 perempuan ke hotel dekat pantai tempat mereka menginap. Mereka ketahuan ketika salah satu perempuan tersebut mengeluhkan bayarannya, sehingga polisi setempat ikut turun tangan.

Dinas Rahasia AS, Rabu (18/4), menyatakan terkait akan skandal itu salah seorang pengawas diijinkan pensiun, satu lagi diberhentikan dengan alasan, serta yang ketiga mengundurkan diri.

Sementara delapan anggota yang sedang diperiksa kemungkinan akan dipecat, kata Issa, Kamis (19/4).

"Setidaknya mereka mendapat teguran dan sanksi administratif. Yang terburuk adalah pemecatan. Itu keputusan yang diambil usai penyelidikan," kata Issa, ketua fraksi Partai Republik komisi Pengawasan dan Reformasi Pemerintah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement