REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan pembelian listrik dari Malaysia sebagai interkoneksi yang menguntungkan antara RI dan Malaysia. “Ini usaha tolong menolong,” katanya.
Pemerintah pada 2014 rencananya akan mengimpor listrik hingga 50 Mega Watt (MW) dari Serawak, Malaysia. Langkah ini dinilai bakal efektif menekan biaya produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang terlampau tinggi akibat penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Pamduji langkah beli listrik negara tetangga tidak mengindikasikan pasokan listrik di Kalimantan seret. Listrik Malaysia, kata dia, hanya akan digunakan jika jaringan di Kalimantan tiba-tiba mengalami gangguan.
Ia mengaku pembelian listrik sejalan dengan rencana pemerintah menjual listrik lokal ke Semenanjung Malaysia. Namun, itu bakal dilakukan 2017 nanti ketika pasokan listrik di Sumatera mencapai 90 persen.
“Itu masih lama, minggu depan kita baru akan bertemu kembali,” katanya. Namun Pamduji mengaku belum tahu besar keuntungan yang bisa diraih PLN dari kerjasama tersebut.
Jual Beli tenaga listrik lintas negara diperbolehkan lewat Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2012. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi seperti bertujuan untuk pemenuhan listrik dalam negeri dan bukan merupakan listrik bersubsidi.