REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Tentara Nasional Indonesia akan menugaskan enam perwira ke Suriah sebagai bagian dari Tim Pengamat atau Pemantau Perserikatan Bangsa Bangsa untuk mengawasi implementasi gencatan senjata atas permintaan Sekjen PBB Ban Ki Moon.
Kadispenum Puspen TNI Kolonel Cpl Minulyo Suprapto mengatakan, pemerintah Indonesia telah menyetujui permintaan mendadak Sekjen PBB tersebut belum lama ini.
Namun, lanjut dia, disyaratkan bahwa di lapangan berlangsung gencatan senjata dan pengiriman tim pemantau atas nama PBB tersebut atas persetujuan Pemerintah Suriah.
"Karena waktu yang mendesak, proses rekrutmen melalui prosedur normal tidak bisa dilakukan sehingga enam Perwira TNI tersebut akan diambil dari Kontingen Indonesia yang tengah bertugas pada pasukan penjaga perdamaian PBB dan akan dipindahkan sementara ke Suriah," katanya.
Enam perwira itu tengah menjadi pasukan perdamaian di UNAMID (United Nations Hybrid Operation in Darfur), UNMIL (United Nations Mission in Liberia), MONUSCO (Mission de I'Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dan UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Personel TNI yang akan ditugaskan adalah Mayor (Adm) Aulawi Imam (UNAMID), Kapten Laut (P) Dharma Yoga Gede (UNMIL), Mayor (Chb) Muhammad Anom Kartika (MONUSCO), Mayor (Sus) Ratih Pusparni (UNIFIL), Kapten Laut (S/W) Nani Kusminati (UNIFIL) dan Mayor Hery Darmawan (UNIFIL).
Keterlibatan tersebut merupakan bentuk kepercayaan sekaligus pengakuan kapabilitas Peacekeepers Indonesia yang melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera PBB.