REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Seorang diplomat Arab Saudi yang diculik bulan lalu oleh gerilyawan Al-Qaidah dalam kondisi kesehatan baik dan dapat dibebaskan. Hal ini disampaikan pemimpin suku yang berpengaruh di Yaman selatan ini, Senin (23/4).
Riyadh mengatakan pekan lalu bahwa seseorang yang diduga gerilyawan Al-Qaidah mengaku bertanggung jawab atas penculikan diplomat, Abdallah al-Khalidi, dan menuntut pembebasan para gerilyawan di penjara Saudi. Dalam sambungan telepon ke Kedutaan Saudi,
Dia mengancam di dalam sambungan telepon ke kedutaan Saudi di Sanaa akan membunuh diplomat itu kecuali jika tuntutannya dipenuhi. Sheikh Tareq al-Fadli, seorang kepala suku di Abyan dan tokoh pemimpin gerakan separatis Yaman Selatan, mengatakan ia telah menengahi dengan para penculik bagi pembebasan Khaladi itu.
"Segalanya berjalan dengan baik. Diplomat itu dalam keadaan baik-baik saja, kondisi kesehatannya bagus," kata Fadli kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa ia akan dibebaskan dalam beberapa jam mendatang.
Khalidi, konsul wakil Arab Saudi di kota pelabuhan Aden Yaman selatan ditangkap di luar kediamannya pada 28 Maret. Seorang juru bicara Saudi mengatakan, penelepon Al-Qaidah itu telah diidentifikasi sebagai Mishaal Al-Shodoukhi, yang namanya tercantum pada daftar buronan Al-Qaidah oleh pemerintah Saudi pada tahun 2009.
Shodoukhi mengatakan, mereka mengancam serangan lebih lanjut, termasuk pengeboman kedutaan dan pembunuhan seorang pangeran Saudi. Riyadh, yang memiliki pengaruh yang cukup besar di antara suku-suku Yaman, menolak setiap perundingan dengan Al-Qaidah untuk pembebasan Khalidi dan bersumpah untuk melakukan semua yang bisa untuk membebaskannya.
Gejolak politik di Yaman telah memperkuat pemberontak di negara itu. Mereka telah mengambil alih beberapa kota di bagian selatan negara semenanjung Arab yang miskin itu. Mereka bersekutu dengan sayap regional Al-Qaidah yang telah bersumpah untuk melengserkan keluarga penguasa Arab Saudi.