REPUBLIKA.CO.ID, MANADO - Frekwensi kegempaan Gunung Lokon, di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara sejak terjadi peningkatan pukul 15.00 WITA Senin (23/4) hingga Selasa, pukul 09.00 WITA, diperkirakan mencapai 180 kali.
"Frekwensi kegempaan ini belum termasuk gempa yang terekam di tromol yang mencapai puluhan kali," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Selasa.
Dia menambahkan, bila dihitung dari peningkatan aktivitas sejak kemarin, interval peningkatan kegempaan mencapai 17 jam. Suplai-suplai energi yang terus terakumulasi ini, kata dia, berpeluang terjadi letusan apabila tidak berangsur menurun.
"Peningkatannya kami sudah sampaikan ke PVMBG Bandung," kata Farid.
Meskipun terus mengalami peningkatan kegempaan, namun Farid menegaskan, PVMBG Bandung tidak menaikkan status Gunung Lokon dari siaga level III ke awas level IV.
"Kami terus memantau perkembangan peningkatan kegempaan Gunung Lokon," katanya.
Sebagaimana data Pos Pengamatan Gunung Api Lokon, frekwensi kegempaan yang terekam sejak bulan Januari hingga Maret 2012, terus berfluktuasi.
Januari tercatat 161 gempa tektonik jauh, empat gempa tektonik lokal, 72 gempa vulkanik dalam, 492 gempa vulkanik dangkal dan 110 gempa embusan yang diikuti satu kali letusan pada tanggal 6 Januari.
Februari, 171 gempa tektonik jauh, 243 gempa vulkanik dalam, 964 gempa vulkanik dangkal dan 128 kali gempa embusan dan diiringi dengan letusan sebanyak tiga kali.
Sedangkan di bulan Maret, terekam 135 kali gempa tektonik jauh, dua kali gempa tektonik lokal, 93 kali gempa vulkanik dalam, 445 gempa vulkanik dangkal serta 246 gempa embusan. Sempat diiringi sekali letusan pada tanggal 12 Maret.