REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Saat ini di Kabupaten Gunungkidul sudah ada delapan telaga yang kering, terutama sejak terjadi gempa bumi tahun 2006. Bahkan ada sumber mata air yang hilang dan muncul di tempat lain.
''Jumlah telaga di Kabupaten Gunungkidul ada sekitar 70 buah, sehingga sekarang diperkirakan tinggal 62 buah telaga,'' kata Plt Sekda Kabupaten Gunungkidul Budi Martono pada wartawan Rongkop Semanu, Nglipar, Gedangsari Semin.
Dari 18 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul ada 15 kecamatan yang berpotensi kering dan delapan kecamatan diantaranya yang sangat kering bila musim kemarau. Kedelapan kecamatan tersebut adalah kecamatan Tanjungsari, Tepus, Semanu, Rongkop, Paliyan, Saptosari, Gedangsari dan Girisubo.
Kedelapan kecamatan tersebut yang menjadi prioritas dari Kabupaten Gunungkidul. Apabila puncak musim kering di setiap kecamatan tersebut rata-rata dikirim sekitar 20-30 tangki air. ''Jadi dengan adanya 10 mobil tangki air, mereka mengirim air bisa 2-3 kali,''jelas Budi. Biasanya puncak musim kering pada bulan Juli-Agustus.
Lebih lanjut dia mengatakan di kabupaten Gunungkidul sebetulnya ada sungai di bawah tanah. ''Kami berupaya menggali sumur dengan pengeboran. Insya Allah suatu saat Gunungkidul tidak kekeringan lagi,''tutur dia. Untuk setiap satu mobil tangki air dianggarkan Rp 7-8 juta per tahun (setiap musim kemarau).