REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyidik jajaran Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) menelusuri pelaku yang meneror virus "Antrax" melalui pengiriman paket di Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis untuk Indonesia, berdasarkan kamera "Closed Circuit Television" (CCTV).
"Kita koordinasi dengan Polres Metro Jakarta Pusat penelusuran melalui beberapa sudut CCTV," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, Rabu.
Rikwanto mengatakan penyidik akan mendalami segala bentuk informasi yang terdapat dalam amplop. Termasuk orang yang mengirimkan, asalnya, motif dan cara pengirimannya.
Rikwanto mengakui ada tulisan "Amerika Serikat" pada amplop tersebut, namun petugas belum bisa memastikan apakah paket itu dikirim dari Amerika atau hanya modus pelaku. "Stempel pos juga belum bisa dipastikan keasliannya," ujar Rikwanto.
Sebelumnya, dua orang staf Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien dan Ghillain menerima sebuah paket amplop, Senin (23/4) malam.
Kemudian, salah satu staf menghubungi pihak kepolisian terdekat setelah menerima paketan mencurigakan, karena terdapat tulisan Antrax.
Kedua staf Kedubes Prancis itu, sempat menjalani perawatan intensif damn isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Soeroso, Jakarta Pusat.
Namun, tim Gegana Mabes Polri memastikan dua pucuk surat yang terdapat serbuk mencurigakan itu, dinyatakan tidak mengandung bakteri Antrax.