Rabu 25 Apr 2012 20:58 WIB

Analis Politik: Posisi PKS Sengaja Ditarik Ulur

Bendera PKS tak lagi berkibar di depan kantor Sekretariat Gabungan (Setgab), Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supri
Bendera PKS tak lagi berkibar di depan kantor Sekretariat Gabungan (Setgab), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Analis politik Universitas Diponegoro Semarang, A. Yulianto, menilai posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini sengaja ditarik ulur dari Sekretariat Gabungan (setgab) partai koalisi.

"Posisi PKS memang jelas terancam didepak dari koalisi pasca-keputusan penundaan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, pendepakan PKS dari koalisi tidak akan dilakukan secara gegabah," katanya di Semarang, Rabu.

Menurut dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pengendali utama Setgab kemungkinan besar tidak akan mengeluarkan pernyataan pendepakan PKS dari koalisi. Sebab, hal tersebut justru akan menaikkan citra PKS di mata rakyat.

Citra PKS, kata dia, justru naik jika Presiden SBY yang bertindak reaktif dengan mengeluarkan keputusan pemecatan PKS dari koalisi. Apalagi, pendepakan itu terkait sikap PKS yang tidak sejalan dengan koalisi atas kenaikan harga BBM.

"Jika SBY yang mengambil langkah pengeluaran PKS dari koalisi, itu akan memunculkan citra bahwa PKS 'ditendang' oleh mereka yang pro-kenaikan harga BBM,'' katanya. ''Apalagi, posisi SBY sebagai Presiden akan menguatkan citra itu.''

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement