Kamis 26 Apr 2012 19:02 WIB

'Beri DPD II Hak Suara, Jangan Hanya Jadi Peninjau'

Rep: mansyur faqih/ Red: Taufik Rachman
Partai Golkar.
Foto: Republika
Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID,Ketua DPD II Banda Ace, Munatsir mendesak DPD II diberikan suara untuk bicara di setiap pengambilan keputusan. Mulai dari rapimnas dan musyawarah nasional.

''Jangan seperti selama ini yang hanya bertindak sebagai peninjau. Padahal suara rakyat itu merupakan suara DPD II,'' kata Munatsir di Jakarta, Kamis (26/4).

Ia pun meragukan pemberian tanda tangan DPD II kepada DPD I yang mengusulkan percepatan rapimnas dan penetapan Ical menjadi capres. Pasalnya, ia mendengar banyak ancaman yang dilayangkan DPD I kepada DPD II jika tak memberikan dukungan kepada Ical.

''DPD II yang tidak bersedia mendukung Ical diancam tak bisa jadi caleg di 2014. Ini saya nilai otoriter. Seharusnya sekarang tak ada lagi era seperti itu. Kalau begitu, artinya kekuasaan sekarang sudah melampui orde baru,'' tutur dia.

Meskipun begitu, saat ini ia mengaku cooling down. Ini melihat perkembangan adanya keinginan DPP untuk duduk bersama dan mengajak diskusi para sesepuh partai. Seperti Akbar Tandjung, Sultan Hamengkubuwono X, Jusuf Kalla, Siswono Yudho Husodo, dan Ginanjar Kartasasmita.

''Makanya, sekarang saya menunggu putusan rapat pleno besok (Jumat 27/4). Saya pun menghimbau DPD II lain untuk menahan diri dan sabar melihat hasil pertemuan besok. Karena durhaka kalau sepuh sudah duduk dan kita mendahului mereka,'' papar dia.

Ketua DPD Aceh Utara, H Nazar menambahkan, akan memberikan dukungan kepada Ical jika diikutsertakan dalam rapimnas untuk memberikan suara, bukan sebagai peninjau. ''Pemilih ada di DPD II karena akar rumput. Kok tidak diikutsertakan rapat pimpinan. Karena kalau tidak diikutsertakan DPD II tak dapat menjaring suara,'' ujarnya.

Ia pun mengaku DPP berbohong ketika mengatakan semua DPD II telah menyatakan dukungannya kepada Ical. Pasalnya, hingga saat ini masih ada DPD II yang belum memberikan dukungannya. ''Yang bilang DPD II mendukung Ical jadi presiden itu asal ngomong saja,'' pungkas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement