REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat, menunggu hasil otopsi tiga jenazah TKI asal NTB korban penembakan polisi Malaysia.
"Otopsinya masih berlangsung sampai Jumat (27/4), sebaiknya semua kalangan menunggu keterangan resmi tentang hasil otopsi secara lengkap dari pihak kepolisian maupun tim dokter forensik," kata Jumhur dalam surat elektronik di Jakarta, Kamis.
Jumhur menyatakan, dalam penjelasan Polri beserta tim dokter forensik itu, nantinya akan disampaikan benar tidaknya dugaan 'pencurian' sejumlah organ tubuh atas jasad ketiga TKI, sebagaimana yang berkembang luas.
"Dipastikan, seusai otopsi ketiga jasad TKI akan segera diumumkan seluruhnya, karena itu kita semua harus memberi waktu yang tepat supaya tim yang sedang menangani otopsi dapat berkonsentrasi penuh dan mendapatkan hasil yang benar," ujarnya.
Ia juga menjelaskan pihaknya terus berkoordinasi dengan jajaran kepolisian di Mabes Polri dan Polda NTB terkait pelaksanaan otopsi, di samping menugaskan Syahrum, kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Mataram sebagai unit teknis BNP2TKI di wilayah NTB untuk mengikuti langsung proses otopsi ketiga jasad TKI.
"Meski sudah mendapat laporan dari Kepala BP3TKI Mataram, saya tetap menunggu penjelasan adanya proses dan hasil otopsi dari unsur yang menanganinya agar tidak keliru," katanya.
Dua jasad TKI masing-masing Herman dan Abdul Kadir Jalelani telah menjalani otopsi ulang di lokasi pekuburan kampung halamannya Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB pada Kamis pagi ini dan jasad keduanya telah dimakamkan kembali.
Sementara otopsi untuk jasad TKI Mad Nur dilaksakan pada Jumat (27/4) di pekuburan lain di Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.