Sabtu 28 Apr 2012 10:03 WIB

Lebih Banyak Produk Cina, AS Krisis Barang 'Made in USA'

Produk 'Made in USA'
Foto: reuters
Produk 'Made in USA'

REPUBLIKA.CO.ID, Selama beberapa dekade perusahaan-perusahaan Amerika, termasuk banyak industri tekstil, memindahkan produksi mereka ke luar negeri di mana tenaga kerja dan biaya pembuatan lebih rendah. Sudah lazim melihat merek-merek yang menunjukkan hasil akhir produk dibuat di luar Amerika. Tetapi, kecenderungan ini tampaknya berubah. 

Di California selatan lebih dari 150 ribu orang bekerja di salah satu pusat pabrik pakaian terbesar di Amerika. Ilse Metchek, Ketua California Fashion Association/ Asosiasi Busana California, mengatakan bahwa orang Amerika menuntut lebih banyak busana buatan Amerika, sebagian karena anggapan bahwa beberapa negara asing terlibat dalam ketenagakerjaan dan perdagangan yang buruk.

“Semua masalah terjadi mengenai Cina, soal tidak mematuhi UU ketenagakerjaan; Tiongkok memanipulasi mata uangnya. Orang sangat peduli, mereka mungkin tidak mengetahui rinciannya, tetapi mereka mendengar semua isu itu,” papar Metchek.

Faktor lain yang memicu permintaan adalah resesi di Amerika dan tingginya tingkat pengangguran. Kathleen Hudak. seorang konsumen setempat, mengatakan, ia berharap bisa membeli produk-produk buatan dalam negeri yang membantu orang Amerika kembali mendapat pekerjaan.

“Khususnya dalam kondisi ekonomi sekarang dan pengangguran tinggi. Saya ingin melihat uang saya membantu para pekerja di negara kita,” ujarnya.

Laporan dari Asosiasi Busana California menyebutkan bahwa upah buruh Cina naik karena menyusutnya tenaga kerja yang disebabkan oleh kebijakan “satu anak” Cina. Para pekerja pakaian jadi juga beralih ke industri-industri Tiongkok yang lain yang menawarkan upah, jam kerja, dan kondisi kerja yang lebih baik.

Lonnie Kane, pimpinan merek Karen Kane setuju faktor ekonomi di Cina punya dampak. Ia mengatakan, “Selagi standar hidup di Cina naik, upah juga naik.”

Hal itu ditambah ongkos pengiriman dan masalah kualitas, menyebabkan Kane lebih banyak membuat busananya di Amerika.

Banyak perancang dan pengecer setuju membuat produk di Amerika mempermudah  bisnis. Frank Doroff, wakil pimpinan Bloomingdale, jaringan pengecer kelas atas, mengatakan, “Saya mencari produk-produk 'Made in the USA' karena hubungan yang bisa saya jalin dengan pabrik dan juga cepatnya sampai ke toko dan kepastian bahwa mereka ada di sini dan kualitas yang terjamin.”

Tetapi, Asosiasi Busana California mengatakan Amerika tidak akan memimpin lagi dalam pembuatan busana, sebagian karena terlalu banyak mesin dan tenaga terampil hilang ketika industri pakaian jadi pergi dari Amerika beberapa puluh tahun lalu. Jadi, kalau Cina menjadi terlampau mahal, pembuatan pakaian jadi akan pindah ke negara yang ongkosnya lebih murah seperti Bangladesh dan Kamboja.

sumber : voa
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement