REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS---Serangkaian serangan bom menghantam ibu kota Suriah, Damaskus. Bom tersebut mengakibatkan kurang lebih 11 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Insiden bom tersebut kontan menjadi pukulan keras bagi rencana perdamaian yang selama ini ditengahi oleh Liga Arab besama utusan PBB Kofi Annan.
Serangkaian bom bunuh diri maupun bom yang ditanam dan diledakkan terus terjadi di Suriah. Puluhan warga telah menjadi korban akibat tindakan tersebut.
Menurut keterangan saksi, sebanyak empat buah bom menghantam Damaskus Jumat lalu, pusat ledakan terjadi di daerah pusat al-Midan. Seorang pelaku bom bunuh diri meledakan dirinya di dekat sebuah bus aparat keamanan. Bus yang ditempatkan di bawah jembatan dekat sebuah masjid tersebut, sedianya untuk mencegah warga yang akan melakukan aksi protes anti pemerintah.
Satu jam setelah bom bunuh diri Kementrian Dalam Negeri Suriah mengeluarkan pernyataan. Dalam pernyataan tersebut pemerintah berjanji akan menindak tegas semua pihak yang melakukan tindakan yang mengintimidasi dan menyebarkan anarki di Suriah. Kementerian juga meminta warga untuk melaporkan segala tindakan yang mencurigakan. Serta memberi informasi pada pihak berwenang jika melihat kegiatan teroris.
Menurut laporan kantor berita setempat, seorang pelaku bom bunuh diri, dengan menggunakan sabuk peledak, meledakkan diri di jalan utama dekat Masjid Zein al-Abidin di al-Midan. Sembilan jamaah yang baru keluar masjid tewas. Sementara dua korban tewas lain tak diketahui identitasnya. Ledakkan tersebut juga melukai sekurangnya 26 warga sipil dan aparat keamanan.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Suriah Wael al-Halqi mengatakan, ledakan Jumat lalu pada dasarnya menargetkan sasaran pada aparat keamanan yang berjaga. Sebab saat itu rencananya para jamaan akan melakukan aksi anti pemerintah Suriah.
Pada 12 April lalu pemerintah Suriah telah sepakat melakukan gencatan senjata atas usulan Kofi Annan. Rencana gencatan senjata tersebut juga mendapat sambutan baik dari dunia internasional. Namun, meski gencatan senjata telah dilakukan tak juga meredakan konflik yang terjadi di Suriah. ”Pemerintah Suriah telah berkomitmen pada rencana tersebut, sayangnya pihak lain tidak,” ujar Halqi.
Di tempat berbeda dua warga sipil juga menderita luka-luka terkena ledakan bom. Menurut laporan media setempat, sebuah bom yang ditanam oleh kelompok teroris bersenjata di al-Zahira wilayah timur al-Jadida di daerah al-Midan, meledakan sebuah mobil polisi.
Akibat serangkaian kejadian tersebut PBB terus mendesak pemerintah Presiden Bashar al-Assad untuk mengakhiri konflik di Suriah. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan, kejadian Jumat lalu telah mencapai titik yang sudah tak dapat lagi diterima terkait kekerasan di Suriah. Ia khawatir pembunuhan semacam itu akan terus berlangsung di sana. “ Ini jelas bertentangan dengan apa yang pemerintah Suriah telah setujui,” kata dia.